Labels

Home » » Jangan Jadi Superhero Disiang Bolong

Jangan Jadi Superhero Disiang Bolong

Pertemuan Hasmi  dan para superhero di “Pusat Pengerahan Tenaga Superhero” berlangsung panas. Aquanus diperankan (Jamaluddin Latif), Pangeran Melar (Gunawan Maryanto) dan Jin Kartubi (Arif Broto Wijayanto)  menuduh  Gundala  (Susilo Nugroho) membuat cerita sendiri, melenceng dari komik buatan Si empu komik ; Hasmi.

Gundala marah dan merasa dipojokkan sebab dia sendiri adalah korban fitnah. Tiba-tiba Hasmi menemukan ide cemerlang, menawarkan tokoh baru sebagai solusi, yakni Agen X9 (Jami Atut Tarwiyah). Darinya, Hasmi dan para superhero mengetahui bahwa perampokan-perampokan yang terjadi selama ini adalah ulah Kelompok Harimau Lapar.

Namun apa yang terjadi, ternyata Gundala dijebak oleh kelompok superhero yang telah bersekutu dengan Agen X9-- yang ternyata adalah ketua Agung Kelompok Harimau Lapar. Gundala pun menjadi pesakitan dan tak berguna.  Sisa-sisa kekuatan superheronya pun tak mungkin digunakan sebab kawan-kawannya  telah menyandera isterinya.

Semua usaha dan perjuangannya akan kebenaran, seperti tidak memiliki tempatlagi. Semboyan Hasmi bahwa “Superhero bersatu tak bisa dikalahkan!”, ternyata  lebih terdengar “Jangan jadi superhero di siang bolong!”  Hasmi sepertinya tak bisa mengontrol lagi cerita  komik buatannya itu.

Dia seperti  terjebak oleh komik ciptaannya sendiri. Hasmi yang sudah mulai ringkih dan sakit-sakitan itupun-- akhirnya ikut mati seperti Gundala, tokoh superhero imajinasinya. Inilah  penggalan  lakon Gundala Gawat yang dipentaskan oleh Teater Gandrik di Taman Budaya Yogyakarta, 16-17 April 2013. Lakon ditulis oleh Goenawan Mohamad yang diadaptasi dari cerita komik “Gundala Putera Petir” karya Hasmi alias Surya Suraminata.

Goenawan berhasil mengemas cerita menjadi jenaka. Meskipun kisahnya disusupi  oleh  berbagai persoalan yang terjadi di Indonesia, khususnya di Yogyakarta.  Seperti kasus lapas Cebongan dan kasus korupsi. “Saya ini senang humor, kalau nulis aja saya serius, ” ujar Goenawan Mohamad.

Bukan Teater Gandrik namanya jika setiap pertunjukkan tidak  konyol dengan celetukan-celutakan satir para pemainnya yang  membuat penonton tertawa tergelak. Gandrik juga memadukan efek visual dan multimedia, seperti gambar dan bunyi  petir, serta visual komik tokoh-tokoh superhero lokal yang digarap oleh animator Anis Eko Windu. Bahkan kostum para pemain yang memerankan karakter tokoh-tokoh superhero.

Cerita terbagi menjadi bebrapa plot dengan cerita yang mengalir. Alur Hasmi dan istrinya, Gundala dan istrinya, kawanan superhero, dan terakhir Gundala yang dijebak oleh kawanan Harimau Lapar, serta sekutunya superhero. Uniknya, Hasmi pencipta komik tokoh Gundala ikut bermain. Sehingga cerita ini seolah-olah digerakkan oleh imajinasi Hasmi sebagai tokoh utamanya. 

Hasmi bermain sangat apik memerankan karakternya sendiri. Sehingga antara fiksi dan realitas bercampur namun tetap terlihat segar, cerdas dan tentunya penuh kelakar. “Ini sumbangan pak Hasmi. Tanpa pak Hasmi akan membosankan. Saya merasa terhormat memakai lakonnya. Dan lakonnya itu saya ciptakan lagi, ”ujar Goenawan Mohamad.

0 comments:

Post a Comment