Labels

Home » » Kenapa Masih Musim Hujan

Kenapa Masih Musim Hujan

okezone.com Cuaca Tak Menentu, Wajarkah ?

DERAS-nya hujan disertai gemuruh petir seakan tidak menghentikan aktivitas ibu kota meski untuk sejenak. Jalanan tetap dipenuhi jutaan kendaraan, dan ribuan manusia juga tetap memadati jalanan sekitar gedung pencakar langit.

Tak lama kemudian, hujan pun berganti matahari yang seakan tak sabar menyapa dunia beserta seisinya. Tanpa basa-basi, teriknya sinar matahari membuat sebagian dari mereka seolah merasa "terbakar" dan butir-butir keringat membasahi keningnya pertanda kepanasan.

Kita pasti bertanya-tanya mengapa cuaca demikian cepat berubah. Adakah kaitannya dengan pemanasan global seperti yang banyak diisukan beberapa dasawarsa akhir ini. Jawabannya adalah Iya.

Data yang diperoleh Okezone.com dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), menunjukkan sudah ada indikasi pemanasan di Indonesia. Begitu pun dengan perubahan iklim yang juga sudah terlihat dari beberapa parameter yang ada.

Menurut Thomas Djamaluddin dari Riset Astronomi Astrofisika LAPAN, kenapa pemanasan yang terjadi pada wilayah perkotaan cenderung lebih panas dibandingkan daerah di sekitarnya, atau biasa disebut sebagai fenomena pulau panas perkotaan.

“Hal ini dikarenakan adanya perubahan tata guna lahan, sehingga berdampak pada panas yang diserap oleh permukaan bumi dipancarkan lagi menjadi inframerah ke udara,” kata Thomas Djamaluddin kepada Okezone.

Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Haradi mengatakan bahwa perubahan mendadak dari hujan ke panas secara tiba-tiba adalah wajar dan masih dalam batas normal.

Menurutnya, ini merupakan proses transisi di masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, di mana perpindahan dari musim penghujan ke musim kemarau diiringi dengan lambaian pola tekanan udara yang menyebabkan munculnya awan hujan.

“Memang agak menyimpang dari biasanya. Tapi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk warga di Jakarta dan sekitarnya karena tidak berpotensi untuk banjir dalam skala besar atau mendatangkan angin kencang,” ungkapnya kepada Okezone, beberapa waktu lalu.

Lalu apa penyebab di balik semua ini? Meski ini merupakan proses alamiah, tetapi adakah campur tangan manusia sehingga menyebabkan 'kegalauan' antara matahari dan hujan ini?

Tentu saja ada, banyaknya polusi yang dihasilkan baik dari kendaraan maupun asap pabrik dan banyaknya jumlah gedung-gedung bertingkat yang merupakan wajah khas ibu kota menyebabkan sirkulasi angin berubah. Sehingga, efeknya dalam jangka panjang akan dirasakan oleh warga Jakarta secara perlahan.

Terlebih, saat ini bumi pertiwi diselimuti kandungan karbon dioksida (CO2) yang semakin meningkat di udara akibat aktivitas manusia, cerobong asap industri, transportasi perkotaan dan rumah tangga. Thomas sendiri mengestimasikan, faktor transportasi merupakan penyumbang emisi terbesar terhadap fenomena perubahan ini.

0 comments:

Post a Comment